Teori Kognitif menekankan penjelasan mengenai persepsi, motivasi, dan pemecahan masalah yang semuanya beroprasi pada individu. Menurut teori ini belajar ialah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Namun teori ini masih memiliki kelemahan karena pada teori ini hanya menekankan interaksi individu dengan lingkungan. Padahal setiap individu memilki kemampuan yang berbeda-beda sehingga hasil yang diperoleh setiap siswa pun berbeda-beda. Ada yang semakin pintar dan ada pula yang tertinggal. Berdasarkan kelemahan tersebut maka teori ini, bergeser menuju teori kontruktivisme.
Teori konstruktivisme merupakan bagian dari teori kognitif. Teori ini memandang bahwa siswa harus aktif dalam pembelajaran agar tercipta pengetahuan. Jadi pembelajaran tidak hanya terpaku pada pendidik. Proses pembelajaran tersebut bersifat demokratis dan dialogis yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan kritik, mengungkapkan ide tau gagasannya, Dalam hal ini guru hanya membimbing agar pembelajaran berlangsung sesuai dengan perkembangannya dan sebagaimana mestinya. Dengan adanya pergeseran tersebut diharapkan seluruh siswa aktif dalam pembelajaran sehingga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sama. Jadi tidak ada siswa yang tertinggal, namun ternyata teori ini masih memiliki kelemahan atau kekurangan karena tidak memperhatikan perkembangan kepribadian peserta didik. Dengan bergesernya teori ini diharapkan akan tercipta pembelajaran yang lebih baik. Pada intinya teori humanistik itu memanusiakan manusia. Teori ini mampu menciptakan manusia yang ideal, proses pembelajarannya pun ideal. Teori humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia, bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif yang erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang intinya meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperhatikan perkembangan tersebut maka akan timbul keinginan peserta didik dalam belajar. Jadi selain mempehatikan keaktifan siswa pendidik juga harus dapat memotivasi siswa. Supaya siswa memiliki keinginan untuk belajar. Kita juga harus merencanakan pembelajaran dengan baik.
Pada dasarnya bergesernya teori belajar tidaklah menjadi masalah apabila guru dapat melakukan pembelajaran dengan baik, yaitu pembelajaran yang direncanakan dengan baik dengan memperhatikan tuntutan zaman dan tanpa mengabaikan perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis.
Kompasiana | Humaniora | Edukasi | Tati Kurniati | 15 October 2011 | 15:09 | Link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar