Kunci untuk bahagia adalah mempunyai mimpi. Kunci untuk sukses adalah membuat mimpi menjadi nyata
Mimpi kita adalah sesuatu yang nyata. Kegagalan kita untuk mewujudkan impian itulah yang tidak nyata.

Total Tayangan Halaman


Rabu, 03 Juli 2013

31 Mahasiswa PGSD BILINGUAL FIP UNM berKKN-PPL Terpadu Angkatan VII di Soroako

 

 Tepat tanggal 29 Juni 2013 sejumlah 31 orang mahasiswa PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) BILINGUAL Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)  Universitas Negeri Makassar (UNM) angkatan 2010 melakukan pemberangkatan menuju Soroako, Luwu Timur guna untuk melaksanakan program mata kuliah semester VII yaitu KKN dan PPL.
Mereka melakukan kegiatan tersbebut di Sekolah YPS Soroako yaitu SD YPS Lawewu dan SD YPS Singkole selama 3 bulan.

Pada Senin, 1 Juli 2013, diadakan Loka Karya di Hall SD YPS Lawewu (SDL) dan SD YPS Singkole (SDL) yang mana di hadiri oleh guru-guru dari kedua sekolah dengan 4 pemateri yakni, Ketua Program PGSD Bilingual (Widya Karmila Sari A, S,Pd., M.Pd), Sekretaris Program PGSD Bilingual (Nuraedah, S.Pd., M.Pd), Kepala Sekolah SD YPS Lawewu (Bapak I.B.Darmatika) dan Kepala Sekolah SD YPS Singkole (Bapak Alexander L. Kolatlena).



Terkhusus di blog ini, penulis membahas tentang kegiatan KKN dan PPL yang dilaksanakan mahasiwa-mahasiswa di SD YPS Lawewu (SDL).

Pada 2-5 Juli 2013, mahasiswa mulai melakukan observasi orientasi, kegiatannya antara lain melakukan pembenahan kelas yang akan digunakan pada tahun ajaran baru dan melakukan pembenahan pada ruangan-ruangan yang di pindahkan seperti perpustakaan, kantor, dan lain-lain




Pada Sabtu, 6 Juli 2013, mahasiswa melakukan kegiatan yang dinamakan House Keeping yang kegiatannya berupa pembenahan lingkungan sekolah. Mahasiswa saling membantu membereskan sarana sekolah yang tidak terpakai dan yang akan dipakai bersama Kepala Sekolah dan beberapa orang guru dari SDL.


Pada Minggu, 7 Juli 2013, mahasiswa kembali mendapat instruksi dari Kepala Sekolah SDL untuk melakukan persiapan penyambutan siswa baru pada hari senin. Mahasiswa melakukan persiapan di Hall SDL dan SDS.

Pada Senin, 8 Juli 2013, mahasiswa bersama guru melaksanakan tugas masing-masing yakni menempati masing-masing pos untuk mengarahkan siswa baru maupun siswa lama ke kelasnya masing-masing. Ada 7 pos penempatan bagi mahasiswa bersama dengan guru-guru. Pos-pos tersebut mulai dari gerbang I (dekat terminal) sampai dengan gerbang II (gerbang Lusiana). Dalam pelaksanan kegiatan, dicapai hasil bahwa kegiatan berjalan lancar [bersambung]

Sabtu, 15 Oktober 2011

PERAN GURU DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI

Menanamkan pendidikan karakter bangsa dan pendidikan nasionalisme dengan menumbuhkan rasa harga diri untuk bisa bersaing dengan bangsa asing dengan cara berusaha menjadi yang terbaik. Membangun budaya belajar dan bekerja dan menghargai waktu dalam konteks budaya setempat.

Untuk mencapai itu saya pikir perlu ada terobosan pemikiran bagaimana pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah yang selama ini dijalankan. Sering kali kita terjebak para orientasi hasil tanpa memperhatikan proses. Kalau menurut saya yang penting adalah bagaimana proses pembelajaran dan pendidikan perlu menjadi fokus sementara hasil mengikuti. Orientasi pada hasil bisa mengantar anak untuk mencapai hasil yang terbaik dengan menghalalkan segala cara.

Oleh karena itu proses pendidikan karakter dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, kebenaran, penghargaan akan perbedaan, keterbukaan, kemandirian dan yang lainnya perlu secara serius diperhatikan. Nilai-nilai itu perlu ditanamkan dengan serius dengan cara pertama-tama para guru sendiri dituntut untuk menjadi teladan terwujudnya nilai-nilai tersebut. 

Kita sering menghadapi realitas kehidupan sosial yang menegasi nilai-nilai tersebut. Maka salah satu harapan yang masih tersisa ada pada para pendidik, para guru. Kalau para guru sendiri sudah tidak bisa memberi teladan terwujudnya nilai-nilai tersebut, habislah sudah harapan. Guru tidak berdiri sendiri tetapi berada di bawah naungan departemen pendidikan. Oleh karena itu departemen pendidikan pun sudah seharusnya memberi teladan bagi terlaksananya nilai-nilai di atas. Oleh karena itu, selama departemen pendidikan tidak bisa memberi ruang kepada terwujudnya nilai-nilai di atas, guru pun berada dalam posisi sulit.

Untuk bisa menjadi guru yang adalah pendidik dan pengajar sekaligus perlu persiapan yang matang dalam semua aspek kehidupan, bukan hanya pada penguasaan ilmu saja. Pertanyaannya adalah apakah lembaga-lembaga yang terlibat dalam pendidikan untuk para guru sudah memperhatikan hal ini atau terjebak pada pengayaan dan penambahan kemampuan untuk memenuhi tugas administratif saja, sementara kesadarannya sebagai pendidik yang memiliki tanggung jawab dalam pembentukan dan penanaman nilai-nilai terabaikan.

Kemampuan praktis penting sebagai penunjang profesionalitas tetapi pengembangan diri sebagai pribadi yang utuh, dan kemampuan olah diri atau kemampuan melakukan refleksi atas apa yang dilakukan dan apa yang dialami juga penting. Dengan demikian kita berharap akan mempunyai guru bukan hanya pintar dalam bidang studi yang diajarkan tetapi guru yang memiliki integritas, kepadanya kita bisa belajar dan meneladani sikap, perilaku dan pribadinya. Guru yang bisa menempatkan diri secara benar dan tepat. Mengingat guru adalah panggilan. Seorang guru bukan hanya menjadi guru saat berada di kelas atau di sekolah, tetapi dia juga dituntut menjadi teladan terwujudnya nilai-nilai dalam kehidupan konkret. Semoga kita selalu akan menjumpai kehidupan guru yang menjadi teladan. Saya sadar bahwa tidak fair jika membebankan pendidikan n ilai hanya pada guru, tetapi setidaknya guru bisa menyadari dan menghidupi keguruannya bukan hanya sebagai profesi tetapi sebagai panggilan hidup.

Kompasiana | Humaniora | Edukasi | Agus Supriyanto | 15 October 2011 | 12:28 | Link

TEORI BELAJARPUN BERGESER

Teori Kognitif menekankan penjelasan mengenai persepsi, motivasi, dan pemecahan masalah yang semuanya beroprasi pada individu. Menurut teori ini belajar ialah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Namun teori ini masih memiliki kelemahan karena pada teori ini hanya menekankan interaksi individu dengan lingkungan. Padahal setiap individu memilki kemampuan yang berbeda-beda sehingga hasil yang diperoleh setiap siswa pun berbeda-beda. Ada yang semakin pintar dan ada pula yang tertinggal. Berdasarkan kelemahan tersebut maka teori ini, bergeser menuju teori kontruktivisme.

Teori konstruktivisme merupakan bagian dari teori kognitif. Teori ini memandang bahwa siswa harus aktif dalam pembelajaran agar tercipta pengetahuan. Jadi pembelajaran tidak hanya terpaku pada pendidik. Proses pembelajaran tersebut bersifat demokratis dan dialogis yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan kritik, mengungkapkan ide tau gagasannya, Dalam hal ini guru hanya membimbing agar pembelajaran berlangsung sesuai dengan perkembangannya dan sebagaimana mestinya. Dengan adanya pergeseran tersebut diharapkan seluruh siswa aktif dalam pembelajaran sehingga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sama. Jadi tidak ada siswa yang tertinggal, namun ternyata teori ini masih memiliki kelemahan atau kekurangan karena tidak memperhatikan perkembangan kepribadian peserta didik. Dengan bergesernya teori ini diharapkan akan tercipta pembelajaran yang lebih baik. Pada intinya teori humanistik itu memanusiakan manusia. Teori ini mampu menciptakan manusia yang ideal, proses pembelajarannya pun ideal. Teori humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia, bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif yang erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang intinya meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperhatikan perkembangan tersebut maka akan timbul keinginan peserta didik dalam belajar. Jadi selain mempehatikan keaktifan siswa pendidik juga harus dapat memotivasi siswa. Supaya siswa memiliki keinginan untuk belajar. Kita juga harus merencanakan pembelajaran dengan baik.

Pada dasarnya bergesernya teori belajar tidaklah menjadi masalah apabila guru dapat melakukan pembelajaran dengan baik, yaitu pembelajaran yang direncanakan dengan baik dengan memperhatikan tuntutan zaman dan tanpa mengabaikan perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis.

Kompasiana | Humaniora | Edukasi | Tati Kurniati | 15 October 2011 | 15:09 | Link

PROFESIONALISME GURU DALAM PENINGKATAN MUTU DAN HASIL PENDIDIKAN DI SD

Pelaksanaan pendidikan di SD, masih berjalan apa adanya, jumlah guru yang kurang, dengan latar belakang pendidikan yang masih belum sesuai dengan bidang tugasnya, kondisi gedung yang belum representatif, jumlah murid yang semakin berkurang dan berbagai masalah yang perlu segera mendapatkan penanganan secara lebih serius.

Dari berbagai permasaalahan tersebut, setidaknya akan berefek pada kualitas pembelajaran di sekolah menjadi kurang menggairahkan, kurang menyenangkan, dan cenderung monoton mengarah kebosanan. Kebosanan tersebut tidak hanya menimpa pada siswa, namun juga para guru-guru di SD.

Agar tidak terjadi kebosanan diantara para siswa maupun para guru, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya yang yang mampu memberikan solusi terbaik, guna peningkatan mutu dan hasil pendidikan di Sekolah Dasar.

Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang telah dilakukan pemerintah di era reformasi ini, telah banyak menghasilkan berbagai terobosan-terobosan. Berbagai terobosan yang yang telah dilakukan pemerintah antara lain; (1) Pembaharuan kurikulum dari kurikulum 1994 disempurnakan menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dilauncing(dilancarkan/diadakan) pada tahun 2004, (2) Perubahan manajemen sekolah dari manajemen konvesional menjadi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS), (3) Peningkatan profesionalisme guru, (5) Perubahan dalam pendekatan pembelajaran, (5) adanya program ketrampilan hidup ( liffe skill) yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil belajar siswa.

Dari sekian program yang telah digulirkan pemerintah peningkatan profesionalisme guru akhir-akhir ini marak dibicarakan . Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa sebaik apapun kurikulum yang diterapkan, selengkap apapun peralatan yang digunakan, sebagus apapun manajemen yang dilakukan, ternyata semuanya akan sia-sia manakala tidak didukung oleh adanya Sumber Daya Manusia(SDM) yang berkualitas dengan ditunjukkan adanya sikap profesional dari para guru.


Sikap professional guru harus dipupuk dan dikembangkan baik melalui studi lanjut maupun kegiatan pelatihan. Permasalahan muncul lagi manakala setelah seorang guru dikirim untuk mengikuti pelatihan dengan biaya yang tidak sedikit, namun setelah kembali di sekolah mereka enggan melakukan apa yang telah diperoleh selama penataran/ pelatihan, dengan alasan tidak ada alat, murid yang belum terbiasa dan se-abrek alasan yang lainnya.
 Peningkatan Profesionalisme guru lebih sering diistilahkan dengan “profesionalisasi”. Maksudnya adalah sebagai upaya dan proses meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi kemampuan profesional. Profesionalisasi guru SD dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan serta mengembangkan kualifikasi kemampuan profesional guru-guru SD. 


Ada dua langkah yang dapat ditempuh untuk mencapai profesionalisasi guru-guru SD yaitu, pertama secara preservice, ialah upaya profesionalisasi kemampuan dasar tenaga guru SD sebelum menjadi guru SD. Seseorang apabila ingin menjadi guru SD setidaknya harus melalui pendidikan formal Guru Sekolah Dasar dari LPTK. Minimal (SPG, SGO), syukur berijazah D2 PGSD bahkan S1 PGSD. Jadi pada saat recruitment sudah harus diseleksi secara ketat mengenai persyaratan formal tersebut.

Kedua melalui inservice , upaya ini dilakukan terutama difokuskan pada guru SD yang telah menjabat sebagai guru SD, baik yang bersetatus sebagai guru tidak tetap, guru bantu, maupun guru PNS. Kegiatan inservuce ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada para guru untuk studi lanjut melalui penyetaraan D2, PGSD, S1 PGSD atau pengiriman guru-guru SD untuk mengikuti pelatihan (diklat/ penataran). Ini semua dilakukan guna menyesuaikan kompetensi yang dimilki guru dengan perkembangan terakhir IPTEK khususnya yang berkaitan dengan bidang-bidang ke- SD-an.

Dua langkah tersebut harus dilakukan secara bersama, konsisten, terarah dan terus menerus secara berkelanjutan, dipadukan dengan pemantauan di lapangan, dan supervisi di kelas sehingga mampu menghasilkan guru SD yang betul-betul profesional dan nantinya dapat dikembangkan, sekaligus mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai guru yang profesional dalam peningkatan mutu pendidikan dan hasil pendidikan di Sekolah Dasar.

From : Kompasiana | Humaniora | Sosbud | Jaya Ajjah | 05 May 2011 | 15:45 | Link

Catatan Seorang Calon Guru 1

Ternyata menjadi seorang guru itu tidaklah mudah. Dalam kasat mata, sesuatu hal sering di pandang hanya dalam satu sisi, sehingga semuanya terlihat begitu mudah, atau malah begitu susah. Pada awal suatu perjalanan mencapai suatu cita-cita, terkadang akan terasa mudah, namun seiring berjalannya waktu maka perjalanan itu pun terasa mulai melelahkan, lalu hingga pada akhirnya menjadi susah dijalani. Namun, bila berhenti seketika akan sia-sia. Pencapaian suatu cita-cita atau tujuan hidup sebenarnya tidak nilai dari awal dan akhir suatu perjalanan mencapai itu, namun penilaian dan maknanya ada pada proses. Bagaimana seorang calon guru itu mampu mencari jalan menuju kesuksesan yang sesungguhnya. Kesuksesan sesungguhnya ? Apakah itu ? Apakah kesuksesan yang sesungguhnya itu adalah sebuah nilai IPK tinggi ? Jawabannya BUKAN ! Apalah arti nilai tinggi tanpa pemahaman atas apa yang akan dicapai. Apalah arti nilai A dalam setiap mata kuliah jika nantinya saya, kamu, dia, mereka menjadi seorang guru tapi tidak dapat mengimplementasikan hakikat keguruan. Sungguh ironis !


Selasa, 05 Juli 2011

JCU Singapore memiliki jurusan yang tepat untuk saya, yaitu Education


Hi students and bloggers mania, this time I was posting about JCU Singapore. You know JCU Singapore ? JCU Singapore continuation of the James Cook University Singapore Campus JCU based in Australia and has branches in Singapore. I regret very much the educational institution like this does not exist in Indonesia. Although one day there will be JCU in Indonesia, but who knows when!

You know, JCU Singapore offers you a wide selection of study options in both the undergraduate and graduate levels. These courses cover a wide range of disciplines such as Education, Business, Tourism / Hospitality, Information Technology,   Psychology, Marine Science, Study Abroad, and Pre University. You will graduate with a globally recognized exactly the same level as his fellow Australian at James Cook University, Australia. JCU Singapore provides graduates with the qualifications and skills to enter the global workforce. All degree programs emphasize critical thinking skills, solve the program, effective communication and familiarity with information technology.

Heeemmmm ... how jealous I was with friends who have managed to become alumni of JCU. Well, from some of the majors or courses of study mentioned above, the most appropriate for me of course is Education. Seeing globab graduates and job opportunities provided, I am motivated to continue my education is S2 (Department of Postgraduate Education) to take a Master of Education. Ideals became a lecturer (an expert in the field of education) is one factor that encouraged me to continue his education at JCU, and I'm sure with the continuing education at JCU, I'll become a professional educator and can be a good example in my environment, especially family, school, and community environment.

For more information about James Cook University Singapore LIKE the Facebook ( JCU Singapore ), Follow JCU SG’s Twitter ( jcu_singapore ), and visit JCU SG’s Official Website ( JCU Singapore ). Thank You !

Senin, 04 Juli 2011

Bagaimana Saya Menjadi Seorang Guru ?

‘Bagaimana saya menjadi seorang guru?’ Pertanyaan cukup sederhana tapi jawabannya tidak sesederhana itu. Jika Anda bertanya pertanyaan ini maka itu berarti Anda benar-benar mempertimbangkan mengajar sebagai pilihan karir. Banyak kali kita karir yang dipilih bagi kita oleh orang tua kita atau dalam kasus lain oleh keadaan yang tidak kami dalam kendali kita. Oleh karena itu, menganalisis situasi tertentu dan menentukan mengapa Anda benar-benar ingin menjadi seorang guru.

Di bawah ini tercantum beberapa umum langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk menjawab pertanyaan, ‘Bagaimana saya menjadi seorang guru?’

Bagaimana saya menjadi seorang guru, langkah 1:
Sekali Anda telah memastikan bahwa mengajar adalah hal untuk Anda maka Anda dapat berkonsentrasi pada pendidikan Anda. Anda tidak bisa di mana saja tanpa itu. Dalam kasus mengajar, pendidikan jauh lebih penting daripada di bidang lain. Kualifikasi minimum untuk setiap pekerjaan mengajar adalah gelar sarjana dalam subyek dan sertifikasi tambahan seperti yang diperlukan. Untuk mengajarkan perguruan tinggi atau kelas-kelas lain senior Anda memerlukan gelar Master atau bahkan PhD. Jadi keluar sana dan belajar tergesa-gesa keras. Jika Anda mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan guru-guru lain itu akan melakukan Anda baik untuk mengambil beberapa saran mereka dan meletakkannya untuk digunakan dalam pengajaran teknik yang akhirnya akan Anda gunakan.

Bagaimana saya menjadi seorang guru, langkah 2:
Pertanyaan berikutnya dari banyak orang setelah menyelesaikan pendidikan mereka adalah ‘ bagaimana menjadi seorang guru di……’ Sekarang bahwa Anda memiliki kualifikasi pendidikan yang diperlukan, Anda dapat mulai melihat ke dalam sertifikasi guru dan persyaratan lainnya untuk daerah tertentu Anda. Hal ini penting untuk dilakukan karena terdapat banyak variasi dalam aturan untuk sertifikasi guru di berbagai bidang, termasuk negara yang berbeda.

Bagaimana saya menjadi seorang guru, langkah 3:
Sekarang bahwa resume Anda siap dan lengkap, Anda dapat kepala di luar sana dan mulai menerapkan untuk mengajar posisi. Banyak pekerjaan yang tersedia adalah untuk orang-orang dengan lebih banyak pengalaman. Don’t lose heart karena cepat atau lambat Anda akan lahan pekerjaan impian Anda. Anda bahkan dapat memperoleh layanan dari agen negara yang mampu meneruskan surat-surat Anda dan melanjutkan untuk lembaga-lembaga pendidikan yang relevan.

Bagaimana saya menjadi seorang guru, langkah 4:
Jadi, Anda sudah siap sekarang. Pertanyaan berikutnya harus ‘Bagaimana saya menjadi seorang guru yang dicintai oleh murid-murid saya?’ Anda memiliki kualifikasi pendidikan Anda untuk cadangan Anda dan Anda memiliki pekerjaan di saku Anda; Sekarang apa? Mendapatkan gelar dan pekerjaan adalah tidak semua yang diperlukan untuk menjadi guru besar. Langkah ini sangat penting dalam menentukan bagaimana Anda akan melakukan dalam karir pengajaran Anda. Anda harus terbuka untuk pertanyaan dan diskusi dan membuat kelas Anda menyenangkan, menyenangkan untuk menjadi tempat di mana para pelajar memperoleh pengetahuan melalui dialog konstan dan interaktif berarti.

Jadi, waktu berikutnya Anda mengajukan pertanyaan, ‘Bagaimana saya menjadi seorang guru?’ ingat bahwa pada akhirnya, dedikasi dan kerja keras yang akan membawa Anda ke posisi yang Anda cari dalam hidup Anda.