Kunci untuk bahagia adalah mempunyai mimpi. Kunci untuk sukses adalah membuat mimpi menjadi nyata
Mimpi kita adalah sesuatu yang nyata. Kegagalan kita untuk mewujudkan impian itulah yang tidak nyata.

Total Tayangan Halaman


Sabtu, 15 Oktober 2011

PERAN GURU DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI

Menanamkan pendidikan karakter bangsa dan pendidikan nasionalisme dengan menumbuhkan rasa harga diri untuk bisa bersaing dengan bangsa asing dengan cara berusaha menjadi yang terbaik. Membangun budaya belajar dan bekerja dan menghargai waktu dalam konteks budaya setempat.

Untuk mencapai itu saya pikir perlu ada terobosan pemikiran bagaimana pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah yang selama ini dijalankan. Sering kali kita terjebak para orientasi hasil tanpa memperhatikan proses. Kalau menurut saya yang penting adalah bagaimana proses pembelajaran dan pendidikan perlu menjadi fokus sementara hasil mengikuti. Orientasi pada hasil bisa mengantar anak untuk mencapai hasil yang terbaik dengan menghalalkan segala cara.

Oleh karena itu proses pendidikan karakter dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, kebenaran, penghargaan akan perbedaan, keterbukaan, kemandirian dan yang lainnya perlu secara serius diperhatikan. Nilai-nilai itu perlu ditanamkan dengan serius dengan cara pertama-tama para guru sendiri dituntut untuk menjadi teladan terwujudnya nilai-nilai tersebut. 

Kita sering menghadapi realitas kehidupan sosial yang menegasi nilai-nilai tersebut. Maka salah satu harapan yang masih tersisa ada pada para pendidik, para guru. Kalau para guru sendiri sudah tidak bisa memberi teladan terwujudnya nilai-nilai tersebut, habislah sudah harapan. Guru tidak berdiri sendiri tetapi berada di bawah naungan departemen pendidikan. Oleh karena itu departemen pendidikan pun sudah seharusnya memberi teladan bagi terlaksananya nilai-nilai di atas. Oleh karena itu, selama departemen pendidikan tidak bisa memberi ruang kepada terwujudnya nilai-nilai di atas, guru pun berada dalam posisi sulit.

Untuk bisa menjadi guru yang adalah pendidik dan pengajar sekaligus perlu persiapan yang matang dalam semua aspek kehidupan, bukan hanya pada penguasaan ilmu saja. Pertanyaannya adalah apakah lembaga-lembaga yang terlibat dalam pendidikan untuk para guru sudah memperhatikan hal ini atau terjebak pada pengayaan dan penambahan kemampuan untuk memenuhi tugas administratif saja, sementara kesadarannya sebagai pendidik yang memiliki tanggung jawab dalam pembentukan dan penanaman nilai-nilai terabaikan.

Kemampuan praktis penting sebagai penunjang profesionalitas tetapi pengembangan diri sebagai pribadi yang utuh, dan kemampuan olah diri atau kemampuan melakukan refleksi atas apa yang dilakukan dan apa yang dialami juga penting. Dengan demikian kita berharap akan mempunyai guru bukan hanya pintar dalam bidang studi yang diajarkan tetapi guru yang memiliki integritas, kepadanya kita bisa belajar dan meneladani sikap, perilaku dan pribadinya. Guru yang bisa menempatkan diri secara benar dan tepat. Mengingat guru adalah panggilan. Seorang guru bukan hanya menjadi guru saat berada di kelas atau di sekolah, tetapi dia juga dituntut menjadi teladan terwujudnya nilai-nilai dalam kehidupan konkret. Semoga kita selalu akan menjumpai kehidupan guru yang menjadi teladan. Saya sadar bahwa tidak fair jika membebankan pendidikan n ilai hanya pada guru, tetapi setidaknya guru bisa menyadari dan menghidupi keguruannya bukan hanya sebagai profesi tetapi sebagai panggilan hidup.

Kompasiana | Humaniora | Edukasi | Agus Supriyanto | 15 October 2011 | 12:28 | Link

TEORI BELAJARPUN BERGESER

Teori Kognitif menekankan penjelasan mengenai persepsi, motivasi, dan pemecahan masalah yang semuanya beroprasi pada individu. Menurut teori ini belajar ialah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Namun teori ini masih memiliki kelemahan karena pada teori ini hanya menekankan interaksi individu dengan lingkungan. Padahal setiap individu memilki kemampuan yang berbeda-beda sehingga hasil yang diperoleh setiap siswa pun berbeda-beda. Ada yang semakin pintar dan ada pula yang tertinggal. Berdasarkan kelemahan tersebut maka teori ini, bergeser menuju teori kontruktivisme.

Teori konstruktivisme merupakan bagian dari teori kognitif. Teori ini memandang bahwa siswa harus aktif dalam pembelajaran agar tercipta pengetahuan. Jadi pembelajaran tidak hanya terpaku pada pendidik. Proses pembelajaran tersebut bersifat demokratis dan dialogis yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan kritik, mengungkapkan ide tau gagasannya, Dalam hal ini guru hanya membimbing agar pembelajaran berlangsung sesuai dengan perkembangannya dan sebagaimana mestinya. Dengan adanya pergeseran tersebut diharapkan seluruh siswa aktif dalam pembelajaran sehingga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sama. Jadi tidak ada siswa yang tertinggal, namun ternyata teori ini masih memiliki kelemahan atau kekurangan karena tidak memperhatikan perkembangan kepribadian peserta didik. Dengan bergesernya teori ini diharapkan akan tercipta pembelajaran yang lebih baik. Pada intinya teori humanistik itu memanusiakan manusia. Teori ini mampu menciptakan manusia yang ideal, proses pembelajarannya pun ideal. Teori humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia, bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif yang erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang intinya meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperhatikan perkembangan tersebut maka akan timbul keinginan peserta didik dalam belajar. Jadi selain mempehatikan keaktifan siswa pendidik juga harus dapat memotivasi siswa. Supaya siswa memiliki keinginan untuk belajar. Kita juga harus merencanakan pembelajaran dengan baik.

Pada dasarnya bergesernya teori belajar tidaklah menjadi masalah apabila guru dapat melakukan pembelajaran dengan baik, yaitu pembelajaran yang direncanakan dengan baik dengan memperhatikan tuntutan zaman dan tanpa mengabaikan perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis.

Kompasiana | Humaniora | Edukasi | Tati Kurniati | 15 October 2011 | 15:09 | Link

PROFESIONALISME GURU DALAM PENINGKATAN MUTU DAN HASIL PENDIDIKAN DI SD

Pelaksanaan pendidikan di SD, masih berjalan apa adanya, jumlah guru yang kurang, dengan latar belakang pendidikan yang masih belum sesuai dengan bidang tugasnya, kondisi gedung yang belum representatif, jumlah murid yang semakin berkurang dan berbagai masalah yang perlu segera mendapatkan penanganan secara lebih serius.

Dari berbagai permasaalahan tersebut, setidaknya akan berefek pada kualitas pembelajaran di sekolah menjadi kurang menggairahkan, kurang menyenangkan, dan cenderung monoton mengarah kebosanan. Kebosanan tersebut tidak hanya menimpa pada siswa, namun juga para guru-guru di SD.

Agar tidak terjadi kebosanan diantara para siswa maupun para guru, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya yang yang mampu memberikan solusi terbaik, guna peningkatan mutu dan hasil pendidikan di Sekolah Dasar.

Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang telah dilakukan pemerintah di era reformasi ini, telah banyak menghasilkan berbagai terobosan-terobosan. Berbagai terobosan yang yang telah dilakukan pemerintah antara lain; (1) Pembaharuan kurikulum dari kurikulum 1994 disempurnakan menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dilauncing(dilancarkan/diadakan) pada tahun 2004, (2) Perubahan manajemen sekolah dari manajemen konvesional menjadi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS), (3) Peningkatan profesionalisme guru, (5) Perubahan dalam pendekatan pembelajaran, (5) adanya program ketrampilan hidup ( liffe skill) yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil belajar siswa.

Dari sekian program yang telah digulirkan pemerintah peningkatan profesionalisme guru akhir-akhir ini marak dibicarakan . Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa sebaik apapun kurikulum yang diterapkan, selengkap apapun peralatan yang digunakan, sebagus apapun manajemen yang dilakukan, ternyata semuanya akan sia-sia manakala tidak didukung oleh adanya Sumber Daya Manusia(SDM) yang berkualitas dengan ditunjukkan adanya sikap profesional dari para guru.


Sikap professional guru harus dipupuk dan dikembangkan baik melalui studi lanjut maupun kegiatan pelatihan. Permasalahan muncul lagi manakala setelah seorang guru dikirim untuk mengikuti pelatihan dengan biaya yang tidak sedikit, namun setelah kembali di sekolah mereka enggan melakukan apa yang telah diperoleh selama penataran/ pelatihan, dengan alasan tidak ada alat, murid yang belum terbiasa dan se-abrek alasan yang lainnya.
 Peningkatan Profesionalisme guru lebih sering diistilahkan dengan “profesionalisasi”. Maksudnya adalah sebagai upaya dan proses meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi kemampuan profesional. Profesionalisasi guru SD dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan serta mengembangkan kualifikasi kemampuan profesional guru-guru SD. 


Ada dua langkah yang dapat ditempuh untuk mencapai profesionalisasi guru-guru SD yaitu, pertama secara preservice, ialah upaya profesionalisasi kemampuan dasar tenaga guru SD sebelum menjadi guru SD. Seseorang apabila ingin menjadi guru SD setidaknya harus melalui pendidikan formal Guru Sekolah Dasar dari LPTK. Minimal (SPG, SGO), syukur berijazah D2 PGSD bahkan S1 PGSD. Jadi pada saat recruitment sudah harus diseleksi secara ketat mengenai persyaratan formal tersebut.

Kedua melalui inservice , upaya ini dilakukan terutama difokuskan pada guru SD yang telah menjabat sebagai guru SD, baik yang bersetatus sebagai guru tidak tetap, guru bantu, maupun guru PNS. Kegiatan inservuce ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada para guru untuk studi lanjut melalui penyetaraan D2, PGSD, S1 PGSD atau pengiriman guru-guru SD untuk mengikuti pelatihan (diklat/ penataran). Ini semua dilakukan guna menyesuaikan kompetensi yang dimilki guru dengan perkembangan terakhir IPTEK khususnya yang berkaitan dengan bidang-bidang ke- SD-an.

Dua langkah tersebut harus dilakukan secara bersama, konsisten, terarah dan terus menerus secara berkelanjutan, dipadukan dengan pemantauan di lapangan, dan supervisi di kelas sehingga mampu menghasilkan guru SD yang betul-betul profesional dan nantinya dapat dikembangkan, sekaligus mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai guru yang profesional dalam peningkatan mutu pendidikan dan hasil pendidikan di Sekolah Dasar.

From : Kompasiana | Humaniora | Sosbud | Jaya Ajjah | 05 May 2011 | 15:45 | Link

Catatan Seorang Calon Guru 1

Ternyata menjadi seorang guru itu tidaklah mudah. Dalam kasat mata, sesuatu hal sering di pandang hanya dalam satu sisi, sehingga semuanya terlihat begitu mudah, atau malah begitu susah. Pada awal suatu perjalanan mencapai suatu cita-cita, terkadang akan terasa mudah, namun seiring berjalannya waktu maka perjalanan itu pun terasa mulai melelahkan, lalu hingga pada akhirnya menjadi susah dijalani. Namun, bila berhenti seketika akan sia-sia. Pencapaian suatu cita-cita atau tujuan hidup sebenarnya tidak nilai dari awal dan akhir suatu perjalanan mencapai itu, namun penilaian dan maknanya ada pada proses. Bagaimana seorang calon guru itu mampu mencari jalan menuju kesuksesan yang sesungguhnya. Kesuksesan sesungguhnya ? Apakah itu ? Apakah kesuksesan yang sesungguhnya itu adalah sebuah nilai IPK tinggi ? Jawabannya BUKAN ! Apalah arti nilai tinggi tanpa pemahaman atas apa yang akan dicapai. Apalah arti nilai A dalam setiap mata kuliah jika nantinya saya, kamu, dia, mereka menjadi seorang guru tapi tidak dapat mengimplementasikan hakikat keguruan. Sungguh ironis !


Selasa, 05 Juli 2011

JCU Singapore memiliki jurusan yang tepat untuk saya, yaitu Education


Hi students and bloggers mania, this time I was posting about JCU Singapore. You know JCU Singapore ? JCU Singapore continuation of the James Cook University Singapore Campus JCU based in Australia and has branches in Singapore. I regret very much the educational institution like this does not exist in Indonesia. Although one day there will be JCU in Indonesia, but who knows when!

You know, JCU Singapore offers you a wide selection of study options in both the undergraduate and graduate levels. These courses cover a wide range of disciplines such as Education, Business, Tourism / Hospitality, Information Technology,   Psychology, Marine Science, Study Abroad, and Pre University. You will graduate with a globally recognized exactly the same level as his fellow Australian at James Cook University, Australia. JCU Singapore provides graduates with the qualifications and skills to enter the global workforce. All degree programs emphasize critical thinking skills, solve the program, effective communication and familiarity with information technology.

Heeemmmm ... how jealous I was with friends who have managed to become alumni of JCU. Well, from some of the majors or courses of study mentioned above, the most appropriate for me of course is Education. Seeing globab graduates and job opportunities provided, I am motivated to continue my education is S2 (Department of Postgraduate Education) to take a Master of Education. Ideals became a lecturer (an expert in the field of education) is one factor that encouraged me to continue his education at JCU, and I'm sure with the continuing education at JCU, I'll become a professional educator and can be a good example in my environment, especially family, school, and community environment.

For more information about James Cook University Singapore LIKE the Facebook ( JCU Singapore ), Follow JCU SG’s Twitter ( jcu_singapore ), and visit JCU SG’s Official Website ( JCU Singapore ). Thank You !

Senin, 04 Juli 2011

Bagaimana Saya Menjadi Seorang Guru ?

‘Bagaimana saya menjadi seorang guru?’ Pertanyaan cukup sederhana tapi jawabannya tidak sesederhana itu. Jika Anda bertanya pertanyaan ini maka itu berarti Anda benar-benar mempertimbangkan mengajar sebagai pilihan karir. Banyak kali kita karir yang dipilih bagi kita oleh orang tua kita atau dalam kasus lain oleh keadaan yang tidak kami dalam kendali kita. Oleh karena itu, menganalisis situasi tertentu dan menentukan mengapa Anda benar-benar ingin menjadi seorang guru.

Di bawah ini tercantum beberapa umum langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk menjawab pertanyaan, ‘Bagaimana saya menjadi seorang guru?’

Bagaimana saya menjadi seorang guru, langkah 1:
Sekali Anda telah memastikan bahwa mengajar adalah hal untuk Anda maka Anda dapat berkonsentrasi pada pendidikan Anda. Anda tidak bisa di mana saja tanpa itu. Dalam kasus mengajar, pendidikan jauh lebih penting daripada di bidang lain. Kualifikasi minimum untuk setiap pekerjaan mengajar adalah gelar sarjana dalam subyek dan sertifikasi tambahan seperti yang diperlukan. Untuk mengajarkan perguruan tinggi atau kelas-kelas lain senior Anda memerlukan gelar Master atau bahkan PhD. Jadi keluar sana dan belajar tergesa-gesa keras. Jika Anda mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan guru-guru lain itu akan melakukan Anda baik untuk mengambil beberapa saran mereka dan meletakkannya untuk digunakan dalam pengajaran teknik yang akhirnya akan Anda gunakan.

Bagaimana saya menjadi seorang guru, langkah 2:
Pertanyaan berikutnya dari banyak orang setelah menyelesaikan pendidikan mereka adalah ‘ bagaimana menjadi seorang guru di……’ Sekarang bahwa Anda memiliki kualifikasi pendidikan yang diperlukan, Anda dapat mulai melihat ke dalam sertifikasi guru dan persyaratan lainnya untuk daerah tertentu Anda. Hal ini penting untuk dilakukan karena terdapat banyak variasi dalam aturan untuk sertifikasi guru di berbagai bidang, termasuk negara yang berbeda.

Bagaimana saya menjadi seorang guru, langkah 3:
Sekarang bahwa resume Anda siap dan lengkap, Anda dapat kepala di luar sana dan mulai menerapkan untuk mengajar posisi. Banyak pekerjaan yang tersedia adalah untuk orang-orang dengan lebih banyak pengalaman. Don’t lose heart karena cepat atau lambat Anda akan lahan pekerjaan impian Anda. Anda bahkan dapat memperoleh layanan dari agen negara yang mampu meneruskan surat-surat Anda dan melanjutkan untuk lembaga-lembaga pendidikan yang relevan.

Bagaimana saya menjadi seorang guru, langkah 4:
Jadi, Anda sudah siap sekarang. Pertanyaan berikutnya harus ‘Bagaimana saya menjadi seorang guru yang dicintai oleh murid-murid saya?’ Anda memiliki kualifikasi pendidikan Anda untuk cadangan Anda dan Anda memiliki pekerjaan di saku Anda; Sekarang apa? Mendapatkan gelar dan pekerjaan adalah tidak semua yang diperlukan untuk menjadi guru besar. Langkah ini sangat penting dalam menentukan bagaimana Anda akan melakukan dalam karir pengajaran Anda. Anda harus terbuka untuk pertanyaan dan diskusi dan membuat kelas Anda menyenangkan, menyenangkan untuk menjadi tempat di mana para pelajar memperoleh pengetahuan melalui dialog konstan dan interaktif berarti.

Jadi, waktu berikutnya Anda mengajukan pertanyaan, ‘Bagaimana saya menjadi seorang guru?’ ingat bahwa pada akhirnya, dedikasi dan kerja keras yang akan membawa Anda ke posisi yang Anda cari dalam hidup Anda.

Syarat- syarat Guru

Definisi tentang guru, telah dibahas sebelumnya Apa sih Guru itu ?, namun serasa tidak lengkap bila tidak ditambahkan dengan hal-hal yang harus dimiliki seorang guru (syarat-syarat guru). Karena tanpa memnuhi syarat-syarat tersebut, ibarat guru hanya mengandalkan nama saja, dan ujung-ujungnya timbul berbagai masalah dalam proses belajar mengajar, seperti tindakan kekerasan, tidak dilogis, dll. Bagi Anda yang ingin jadi guru, seyogyanya mendalami profesionalisme dan apa prasyarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru.

Pada zaman sekarang ini setiap lembaga pendidikan memerlukan pendidikan yang berkualitas, sehingga masing-masing anak didik mendapat pendidikan dari pendidikan tersebut, yang memiliki kepribadian yang berbeda. Guru yang sekaligus sebagai pendidik disamping mengajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap anak didik, baik pengaruh itu disadari atau tidak oleh sebab itu maka untuk menjadi seorang guru agama diperlukan adanya syarat-syarat yang dapat membantu keberhasilan pendidikan.

Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh guru adalah:
1. Syarat formal
2. Syarat material
3. Syarat non formal.·

Untuk lebih jelasnya, maka penulis uraikan sebagai berikut

1. Syarat-Syarat Formal
*Mempunyai ijazah guru
*Harus sehat jasmani dan rohani

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas agar menjadi guru agama yang baik, seorang guru harus mempunyai ijazah, sebab dengan begitu ia telah memiliki ilmu pengetahuan tentang keguruan. Disamping itu juga seorang guru harus sehat jasmani dan rohani sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

2. Syarat Material
Yang dimaksud dengan syarat material yaitu:
*Menguasai ilmu yang diajarkan
*Mengerti ilmu jiwa
*Mengerti ilmu dedaktif dan metodik.·

Dari pendapat tersebut diatas, maka dapat penulis jelaskan bahwa setiap guru harus menguasai ilmu yang diajarkan, sebab hal itu dapat mempengaruhi pada penampilan guru dalam mengajar. Disamping itu menguasai bahan pelajaran tersebut. akan dapat menambah kesungguhan dan kecintaan terhadap tugas yang dilakukan sehingga pelajaran yang diajarkan tidak bersifat dangkal.

Hal ini sebagaimana dijelaskan berikut ini:
"Seorang guru harus sanggup menguasai bahan pelajaran yang diberikan serta memperdalam pengetahuan tentang itu, sehingga janganlah pelajaran yang diberikan itu bersifat dangkal, tidak melepaskan dahaga dan tidak mengenyangkan lapar".·

Selain hal tersebut diatas, seorang guru harus mengerti karakteristik kepribadian anak didiknya, seorang guru harus menguasai ilmu dedaktik dan metodik dengan menguasai ilmu ini seorang guru dapat menyampaikan bahan pelajaran dengan baik dan mengajarkannya dapat didasarkan atas prinsip kegiatan menyampaaikan bahan pelajaran, sebagaimana Surayal berikut:
"Dengan mengerti ilmu dedaktik seorang guru dapat mengerti cara siasat (strategi) menyampaikan bahan pelajaran tertarik dari suatu mata pelajaran agar siswa dapat mengetahui, menguasai dan mempergunakan bahan pelajaran tersebut dan memahami ilmu metodik berarti ilmu mengajar yang didasarkan atas prinsip-prinsip kegiatan menyampaikan bahan pelajaran dimiliki oleh siswa.·

3. Syarat Non Formal
*Memiliki loyalitas pada pemerintah
*Berakhlak mulia, taat melakukan ajaran agama
*Mempunyai dedikasi terhadap tugas sebagai guru
*Pemaaf
*Harus peka terhadap tabiat murid
 *Harus mempunyai sifat terbuka.·

Berdasarkan pendapat diatas, maka disini penuli mencoba menjelaskan syarat-syarat ini, setiap guru harus loyal terhadap pemerintah yaitu dalam arti guru harus berkepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Demikian juga seorang guru agama, harus berakhlak mulia serta taat menjalankan ajaran-ajaran agama, karena tinglah laku guru harus mencerminkan tingkah laku yang berbudi luhur, terutama guru agama.

 

Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hal. 70

Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam, Bahan Penataran Guru Agama Islam, Op.Cit, hal. 1-2

Proyek Peningkatan Pada Sekolah Umum, Buku Pedoman Guru Agama Islam, Op.Cit, hal. 45-46

Proyek Peningkatan Pada Sekolah Umum, Buku Pedoman Guru Agama Islam, (Jakarta, 1982), hal. 43

Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam, Bahan Penataran Guru Agama Islam, (Jakarta, 1981), hal. 159

Apa sih Guru itu ?

Guru, demikian kata yang sering kita gunakan untuk menyebut mereka yang mendidik kita
 
Dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikkan dengan guru, yang mempunyai makna "Digugu dan ditiru" artinya mereka yang selalu dicontoh dan dipanuti.

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris disebut Teacher. Itu semua memiliki arti yang sederhana yakni "A Person Occupation is Teaching Other" artinya guru ialah seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.·

Menurut Ngalim Purwanto bahwa guru ialah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok orang.·

Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.·

Sedangkan menurut Hadari Nawawi bahwa pengertian guru dapat dilihat dari dua sisal. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing.·

Pengertian-pengertian diatas menurut Muhibbin Syah masih bersifat umum, dan oleh karenanya dapat mengundang bermacam-macam interpretasi dan bahkan juga konotasi (arti lain). Pertama adalah kata "seorang (A Person) bisa mengacu pada siapa saja asal pekerjaan sehari-harinya (profesinya) mengajar. Dalam hal ini berarti bukan hanya dia yang sehari-harinya mengajar disekolah yang dapat disebut guru, melainkan juga dia-dia yang lainnya yang berprofesi (berposisi) sebsagai Kyai di pesantren, pendeta di gereja, instruktur di balai pendidikan dan pelatihan, kedua adalah kata "mengajar" dapat pula ditafsirkan bermacam-macam misalnya:
Menularkan (menyampaikan) pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat kognitif)
Melaih keterampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)
Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektif)

Akan tetapi terlepas dari bermacam interpretasi tadi guru yang dimaksud dalam pembahasan ini ialah tenaga pendidik yang pekerjaannya mengajar seperti yang tersebut dalam UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3. ·

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah konklusi bahwa yang dimaksud guru adalah seorang atau mereka yang pekerjaannya khusus menyampaikan (mengajarkan) materi pelajaran kepada siswa disekolah.

· Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, cet I, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hal. 233

· Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, cet VII, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 126

· Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 74-75

· Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hal. 123

· Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, cet I, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hal.233

Syarat menjadi Seorang Guru


mengejar. Total dedikasi, kerja keras dan ketekunan adalah suatu keharusan.

Jika Anda telah memilih untuk menjadi guru kemudian bersiaplah untuk menjadi seorang guru dan seorang psikolog pada waktu yang sama. Persyaratan utama menjadi guru adalah kesediaan Anda untuk memahami dan menghargai masalah murid-murid Anda dan untuk dapat menilai persyaratan tertentu setiap siswa melalui hubungan yang dibangun, kokoh berdasarkan kepercayaan dan rasa hormat. Yang mungkin tidak tampak seperti hal yang paling sulit untuk dilakukan tapi bahkan paling berpengalaman dan berpengalaman guru di kali menemukan diri mereka kehilangan ketika berhadapan dengan seorang murid tertentu sulit. Jadi, ini adalah mungkin yang paling penting dari semua persyaratan untuk menjadi seorang guru.

Persyaratan lainnya menjadi guru termasuk tentu relevan kualifikasi pendidikan dalam bidang tertentu dari bunga. Kebanyakan pekerjaan mengajar mengharuskan Anda untuk memiliki setidaknya gelar sarjana dalam subjek tertentu dengan kursus sertifikasi ditambahkan bila diperlukan. Untuk tingkat yang lebih tinggi dari pengajaran Anda mungkin perlu gelar Master atau bahkan PHD.

Apa pun subjek tertentu Anda, itu adalah sangat penting bahwa Anda memiliki pengetahuan yang luar biasa dalam subjek. Menanamkan pengetahuan kepada orang lain rumit seperti itu tetapi jika Anda tidak jelas tentang apa yang Anda mengajar, maka Anda pasti tidak bisa berharap untuk menjadi banyak guru. Jadi, selain untuk kualifikasi pendidikan, persyaratan untuk menjadi guru harus mencakup lengkap dan total perintah atas subjek yang bersangkutan. Di kedalaman pengetahuan tentang subjek akan memberikan para guru unggul dalam kelas, sehingga mereka mampu menjawab setiap dan setiap pertanyaan yang ditujukan kepada mereka dengan keyakinan yang lengkap.

Titik lain untuk menambahkan ke daftar persyaratan untuk menjadi guru adalah kemampuan untuk menjaga diri tetap up to date dan bersiaplah untuk membangun pengetahuan Anda sudah memiliki. Ada konstan dan baru penambahan untuk penelitian dalam semua mata pelajaran. Hal ini sangat penting bagi guru untuk membaca dan mempelajari informasi terbaru tentang subjek dan mencoba untuk menyerap yang secara efektif menjadi metode pengajaran.

Persyaratan untuk menjadi guru harus menyertakan toleransi dan kesabaran. Tanpa pasien akan mustahil untuk bersikap terbuka tentang pertanyaan dan diskusi di kelas. Hal ini tidak diperlukan bahwa hal-hal akan selalu pergi sesuai dengan apa yang Anda berencana untuk hari. Mungkin ada topik yang menghasilkan lebih banyak pertanyaan dari yang Anda harapkan dari murid-murid Anda. Kehilangan kepala Anda dan berteriak pergi akan memecahkan masalah. Bersiaplah untuk mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang diminta dan menjawab dalam sederhana, mudah untuk memahami kata-kata. Menjadi cukup jujur mengakui tidak mengetahui tentang topik tertentu. Jika Anda memiliki keraguan tentang jawaban atas pertanyaan, lebih baik untuk memeriksa itu daripada diam. siswa. Semua persyaratan untuk menjadi guru mengambil kursi belakang dengan yang satu ini.

Ini adalah beberapa persyaratan dasar dan fundamental menjadi guru yang jika digunakan dengan benar dapat memberikan hasil yang sangat baik.